The first day of August

Hai gaes! sudah lama tidak menulis sesuatu disini, kali ini aku mau bercerita pengalaman yang baru saja aku alami sendiri, tepatnya Selasa, 1 Agustus 2017. Hello August! Please be nice! kata-kata yang selalu dilontarkan masyarakat melalui statusnya. Tapi sepertinya awal bulan itu menjadi suatu momen berbeda yang tak terlupakan buat aku. Not really nice exactly..

Selasa pagi, aku hendak ke kampus setelah lamaa sekali berlindung di rumah, rencananya adalah menghadap dosen wali untuk mengurus KRS dan sekalian mau berkonsultasi masalah proposal penelitian, dilema awal bulan sebagai mahasiswa.. Nah pagi-pagi aku mencetak proposal yang mau aku konsulkan dan lembar KRS yang akan ditanda tangani dosen wali. Janjinya sih ketemu dengan dosen wali jam 9 dan aku masih sibuk siap-siap di rumah -_- dengan terburu-buru dan seperti biasa menunda sarapan, aku langsung bergegas memacu motor untuk menuju kampus.

FYI aku tidak pernah menjalankan motor diatas 60km/jam. Jadi batas ngebutku adalah 40-60 km/jam. kalau kata pembalap jalanan ya lambat segitu ya.. aku memacu motorku seperti biasa, sambil ngedumel banyak hal untuk mengisi kekosongan. Nah pada saat inilah sesuatu terjadi. Entah karena semua tindakan ngedumelku itu bikin aku melamun atau bagaimana, dan seperti hilang fokus pada jalanan, ketika hendak menuju ke lampu merah, tiba-tiba aku sudah mendekati mobil berwarna hijau yang berhenti. aku pun tidak sempat injak rem akibat keasikan ngedumel, sisi motorku sebelah kanan membentur mobil itu dan aku pun terjatuh terpelanting ke arah kiri. Kejadiannya cepat sekali sampai aku tidak ingat, apakah iya benar aku melamun? kok bisa ada mobil disitu? kok aku gak fokus ada mobil disitu? pertanyaan itu melayang di otakku dan menunjukkan kalau fix aku melamun. 

Aku masih sadar saat itu. mobil yang aku salahi sudah tidak ada lagi di depanku, mungkin langsung pergi. sepatu kananku terlepas ke jalanan, motorku yang masih menyala terbaring dibelakangku. hal yang terlihat adalah tangan kiri tergesrek oleh aspal keras dan panas. dan saat itu yang kulakukan apa? langsung berdiri menghampiri sepatuku dan beberapa orang yang membantu mengangkat motorku. pikiranku kosong seketika. dua orang bapak yang mencoba membantuku berusaha menyalakan motorku, untunglah masih bisa menyala. bapak itu menyarankanku untuk membawa bagian motor yang penyok itu ke bengkel, tapi aku masih ingat harus ke kampus untuk berkonsul ria. jadi aku langsung menaiki motorku setelah aku bilang tidak apa-apa pada kedua bapak itu, dan memacu motorku lagi dengan pelan-pelan, awkward, menahan perih di tangan kiri. kalau aku terlambat setidaknya ada alasan kalau aku habis kecelakaan, pikirku. pemikiran busuk emang.

Sesampainya di kampus aku berjalan tertatih-tatih menuju ruang dosen, dan syukurlah aku melihat teman-temanku masih duduk menunggu untuk bertemu dosen wali. Orang yang aku langsung temui adalah Dipta, my partner ngopi, dan aku bilang dips, aku habis jatoh, sambil menunjukkan tanganku yang berdarah. lalu dia dengan muka khawatir menanyaiku banyak hal kenapa aku bisa jatuh dan lain-lain. Mungkin aku bengong, jawabku singkat. aku pun berusaha mengeluarkan lembar KRS dan menitipkannya ke temanku. aku mengecek ruang dosen untuk berkonsul dengan dosen pembimbing. ada! yay! dan aku dengan dagdigdug perih masuk ke ruang dosen membawa proposalku untuk izin berkonsul. Lega!

Setelah itu, aku masuk ke ruang lain untuk bertemu dosen wali, dimana teman-temanku sudah berkumpul mengurus KRS. Seusai urusan KRS kelar, aku ditemani temanku Niko Kondang aku memanggilnya Koko, untuk menuju ke IGD terdekat. Thanks to Koko :)) FYI lagi, kampusku itu adalah bagian dari rumah sakit daerah di Semarang jadi sekalian saja habis konsul langsung menuju ke IGD. Sesampainya disana, aku menyampaikan maksud kedatanganku karena jatuh dari motor lalu menunjukkan beberapa luka di tangan dan rasa-rasa di bagian paha kiri. lalu aku didorong menuju ke ruang IGD dan setelah dicek dokter, ada luka robek di paha kiri bagian atas yang cukup dalam yang mengharuskan buat dijahit. yang aku lihat disitu bagaikan es krim yang masih baru, dicolek pakai jari sampai membentuk cekungan, nah seperti itu luka di bagian paha.

Mengherankan bagaimana bisa ada luka dibagian situ sementara aku memakai baju dan jaket tertutup dengan rok panjang sampai mata kaki. akhirnya aku menyerahkan diri untuk dijahit lukanya. butuh 2-3 jahitan kata dokter. buat aku yang belum pernah mengalami seperti itu, rasanya cukup mendebarkan. Sakit gak ya? itu yang ada dipikiranku selama menunggu dijahit. Untunglah, dokter laki-laki dan dua dokter koas perempuan yang menangani bisa menyelesaikannya dengan baik. Rasanya gregetan dan lucu karena disela-sela penanganan, dokter yang lebih senior itu sambil menjelaskan cara menjahit kepada dokter koas, dan kemudian menyerahkan bagian akhir untuk diselesaikan dokter koas. Aku jadi bahan latihan dokter koas, pikirku.  

Mungkin kelihatannya memang seperti orang yang mengalami the worst day ever apalagi masih awal bulan saja sudah begitu. Tapi banyak hal yang sebenarnya patut aku syukuri dari peristiwa ini, walaupun gara-gara luka jahit yang tidak boleh kena air selama seminggu membuatku repot pada saat mandi. Banyak orang yang baik disekitarku dan aku tidak boleh lupakan, seburuk apapun hari itu. Dan banyak peristiwa-peristiwa menarik yang bisa dikenang dan bisa dijadikan pelajaran. Kalau bawa motor itu hati-hati, jangan melamun...

ps: diatas adalah foto gelang pasien dari rumah sakit dan luka di tangan kiri, luka jahit tidak ditampilkan karena itu letaknya di paha atas :D
Labels: ,
edit

No comments :