KU TAHU CINTA MEREKA INDAH (part 1)

Aku melangkah dan melangkah, mendaki satu demi satu anak tangga yang terhitung jumlahnya..
menemui sahabatku pada tempat yang dijanjikan..
kulihat ia menanti di sebuah balkon, bersama seseorang. itu adalah kekasihnya.
angin berhembus terlalu kencang, semangat angin yang mampu menggoyahkan tubuh.

aku memilih duduk di kursi panjang yang ada di balkon itu.. sahabatku, Andrea, dan kekasihnya, Febrian..
kami bersama memandang ke bawah melalui balkon, membiarkan angin menusuk kulit kami.
aku terdiam saat itu, tak tahu harus memulai dari mana. aku membiarkan 2 kekasih itu berbincang.
Andrea selalu berkata pada kami, "bagaimana ya kalau jatuh dari atas sini? pasti mati, atau berdarah-darah.."
dan selalu kekasihnya yang setia, melarang dan melindunginya dari pikiran yang aneh itu..

tapi ketika aku disana, kami semua terdiam..
tiba-tiba, Febrian berkata, "aku mau melakukan hal yang gila..".
mendengar itu, aku memberinya respon, "hal gila apa yang kamu maksud?"
"Lihat saja nanti..", kata febrian.
"Teman-teman, aku ke WC dulu..", putus Andrea tiba-tiba.
Ia meninggalkan aku dan febrian dalam keheningan. aku tak tahu harus berbincang tentang apa pada kekasih sahabatku itu.
"Bin, punya kertas?"
"Punya, nih..", kataku seraya mengambil buku dari dalam tas, dan menyobek bagian tengahnya.
Andrea kembali dari kamar mandi, kemudian menghampiri kami, lalu duduk di samping Febrian.
"Kesana yuk...", ajak Andrea.

Kami pun mengikuti Andrea ke sisi balkon yang lain, yang lebih sepi, dengan angin yang sangat kencang mulai menyiksa kulit kami. untungnya aku memakai jaket saat itu, jadi angin tidak bisa menyiksa kulitku..
Andrea dan Febrian duduk bersama di samping lemari buku.
aku memilih meninggalkan mereka dalam perbincangan mereka. tepatnya perbincangan pribadi mereka.
aku tahu, bahwa aku tahu masalah yang sedang mereka hadapi, tapi biarlah mereka yang selesaikan, dengan cara mereka.
"Ayahku tidak setuju kamu menemuinya, Feb! ayahku berkata padaku, anggap saja masalah selesai!", ungkap Andrea.

aku memutuskan untuk mendengarkan perbincangan mereka, aku duduk di samping Andrea. tapi aku tetap saja sibuk pada kegiatanku sendiri.
aku melihat Andrea mengeluarkan jangka, dan Febrian mengeluarkan pisau kecil.
aku mulai berpikir tentang hal gila yang dimaksud Febrian.

setelah perbincangan yang cukup panjang, Andrea dengan spontan berkata "do it!".
Febrian mengambil pisau kecil, "Oke.."
"Jangan pakai pisau itu feb, pakai jangka ajaa...kalau pakai pisau itu, nanti lukanya susah sembuh!", cegah Andrea.
"Tapi kalau pakai jangka susah, ndre.."
Andrea menusuk-nusukkan jarum jangka di jarinya.. tapi hasilnya sia-sia.
dan akhirnya, dengan nekat, Febrian menggoreskan pisau kecil itu di jari telunjuk kirinya..
aku ngeri melihat hal gila yang dilakukan Febrian..
benar-benar gilaaa, pikirku..

semangat angin mulai meniupkan kertas yang akan digunakan 2 kekasih itu, hingga aku harus mengejar terbangnya kertas itu.
"sini bin kertasnya!" panggil Febrian.
aku menyerahkan kertas yang kuambil dari tiupan angin.
aku tahu apa yang akan dilakukan Febrian... pikirku lagi...






BERSAMBUNG
Labels: ,
edit

No comments :