KU TAHU CINTA MEREKA INDAH (part 2)

Jari telunjuk Febrian meneteskan darah... darah segar yang mengucur dari celah luka.
ia menulis dengan darahnya sendiri di atas kertas yang kuberikan padanya.
dengan kata-kata indah yang keluar dari hati, yaa, ku tahu itu, benar-benar merupakan keseriusan Febrian.

3 Tahun lagi
Hanya untukmu
ANDREA

dari Febrian

so sweeeeettt.... pikiranku mulai berbicara lagi. tapi kali ini aku menyetujui pikiranku. benar-benar hal yang dramatis dan..... romantis.

Andrea yang melihat celah luka di jari yang terus meneteskan darah, segera mengecup jari Febrian. itu hal dramatis dan romantis kedua yang kulihat dengan mataku. kejadian itu berlangsung dihadapanku. aku tak berkomentar apapun. aku takut komentarku akan merusak suasana saat itu.

Mereka memandangku dan menyerahkan lembaran kertas itu padaku.
"bin, titip ini yaaa, jangan sampai hilang!" kata Andrea.
"Okee, siip deh!!" jawabku dengan riang gembira.

Febrian tampak lemas.. wajahnya seketika berubah menjadi pucat pasi. dan kusadari, ia memang melakukan hal yang benar-benar Gila... kami berjalan meninggalkan balkon bersejarah itu. balkon yang menjadi saksi bisu kisah Andrea dan Febrian. Andrea berjalan di depan kami, lebih tepatnya mendahului.

Tak lama, Andrea menarik tanganku, hingga kami menjauhi Febrian yang terlihat masih pucat.
kasian Febrian, pikiranku berbisik lagi.

Andrea membisikku sesuatu..
"bin, titip dia yaa??"
dan entah kenapa, pikiranku lama sekali mencerna kata-kata itu.. aku sungguh tak mengerti maksud sahabatku itu. apa yang dititipkan? batinku.
"Titip apa ndre?" tanyaku dengan polos.
Andrea melirik kearah Febrian yang masih berdiri lemas, dengan sekuat tenaga ia mempertahankan berat tubuhnya.

Tiba-tiba pikiranku terbuka. aku mengerti maksudnya sekarang. lama sekali aku berpikir!! teriak pikiranku.
"apaaa ndre??? kamu serius??? kenapa kamu lakuin itu?"
"Bukan untukku, mungkin buat kebaikan dia.. Jaga dia ya..
Aku sayang dia.. Aku nggak mau dia terluka..."
"Tapi ndre....??? yang kamu lakukan itu bisa menyakiti......."
Andrea melangkah pergi...

Pikiranku mulai bergejolak. peristiwa yang tak terduga telah berlalu.
aku meninggalkan Febrian yang mulai sibuk dengan handphone.nya.
aku masih tak mengerti dengan semua ini.
ku tahu kalau cinta sahabatku itu indah, tapi nggak selamanya cinta itu berakhir dengan indah..
pikiranku memulai opininya lagi. dan aku membiarkan itu mengalir dipikiranku.
Labels: ,
edit

No comments :