Dibalik kalimat yang diucapkan



Teman – teman terkasih, tidak semua perkataan yang kita ucapkan itu selalu baik. Terkadang kata-kata apa yang tidak sengaja meluncur dari mulut kita, bisa bikin nyesek orang lain.

Hari ini, ada pernyataan yang benar-benar bikin aku nyesek. Pernyataan itu meluncur dari mulut teman sekelasku sendiri. Tega banget ya?
Ceritanya begini,
Hari itu sedang semangat-semangatnya berkampanye untuk mendukung calon OSIS lah (bisa dibilang begitu). Ada 2 calon yang mewakili kelasku, dan dua-duanya adalah wanita (inilah bukti emansipasi wanita). Dan tanpa sepengetahuanku, teman – teman mengadakan kegiatan membuat yel-yel bersama dan mendesain apa itu namanya, yang tulisan “vote for..” buat promosi gitu.
Begitu aku tahu, ternyata pada hari minggu diadakan acara membuat yel-yel bareng, aku spontan bertanya pada temanku.
“lho, kemaren pada mbuat yel-yel bareng to?”
“Iya, jam 4 hari minggu.”
“lho, kok aku gak tau yaa?”
Langsung ada satu temanku yang menimpali “Makanya eksis dong!”

Jleb..

Begitu sampai rumah, langsung kurenungkan, kuhayati, kumeditasikan, dan kupikirkan. Kata – kata itu sumpah bikin aku nyesek. Eksis? Apa maksudnya itu. Setelah lama kurenungkan, timbul berbagai pertanyaan yang memenuhi pikiranku.
Memangnya untuk dapet info kelas harus eksis ya?
Berarti hanya orang-orang eksis yang bisa aktif di kelas?
Kalau gitu, kelasku gak bakal maju – maju dong, gara-gara ada anak yang gak dapet info di kelas, cuma gara-gara gak eksis?  
Terus gimana nasib orang yang gak eksis?

Sungguh memilukan ya, nasib orang yang gak eksis terutama aku. Sedih. Nyesek banget rasanya.
Berdasarkan pengalaman tadi, aku berpikir, karena aku orangnya memang banyak mikir, aku mikirnya begini, kalau orang yang tahu kalau saat itu ada acara bikin yel-yel ajaa ada yang gak bisa dateng, sementara aku aja gak diberitahu ada acara begituan. Apa bedanya orang – orang yang gak bisa datang, sama orang yang gak eksis? Bingung.

Aku juga gak tahu maksud sebenernya temanku bilang kayak gitu, bisa sekedar bercanda atau memang mau menyindir, tapi yang pasti itu bikin nyesek :(

Sungguh, aku benar-benar gak dapet info tentang itu. Kenapa orang terlalu pelit untuk memberitahuku? Bahkan waktu aku bersama mereka pun, aku tidak diberitahu.

Kebayang kan rasanya? Jadi orang gak eksis, ketinggalan info terus. Gak ada yang memperhatikan, bahkan sekedar melihat nomer hape untuk diberitahu lewat sms.

Betapa menyedihkan jadi orang terkucil. Untuk itu, kita jangan mengucilkan orang lain. Bayangkan betapa sakit hati orang yang dikucilkan.
Dan satu lagi, berpikir itu penting apalagi sebelum kita mengeluarkan kata-kata atau berbicara, karena setiap perkataan itu mencerminkan sifat kita yang sesungguhnya. Ingat kata-kata yang pernah jadi iklan ini : mulutmu harimaumu!
Labels: , ,
edit

No comments :